Sabtu, 27 November 2010

Menjadi Jenius Cara Instan?

Tidak hanya kopi dan mie saja yang instant tapi otak anak menjadi jenius pun kini dilakukan secara instan. Caranya tinggal aktivasi otak tengah. Jika midbrain telah diaktifkan, daya ingat anak-anak dapat meningkat, daya konsentrasi membaik, kreatifitas bertambah, gerakan kinetic juga menjadi lebih baik, hormon menjadi seimbang, emosi menjadi stabil, demikian menurut pengakuan GMC, Genius Mind Consultancy, dalam websitenya.

Menurut penjelasan para ahli, lanjutnya, setelah midbrain diaktifkan, maka ia akan mengeluarkan gelombang otak untuk meresakan dan bereaksi terhadap benda-benda di luar. Anak bisa membaca, menebak warna, mewarnai gambar, meskipun mata mereka ditutup (blind fold).

Masih menurut GMC, dalam waktu singkat, dua hari saja aktivasi otak tengah anak bisa dilakukan. Setelah itu mereka bisa ditest dengan membaca secara blind fold. Menurut GMC, memang sangat instant membentuk otak anak menjadi jenius. Setelah otak tengah diaktivasi, maka kemampuan anak akan meningkat. Meningkatkan konsentrasi, daya ingat, kreativitas, daya paham, talenta, menyeimbangkan hormon, membentuk karakter positif, menstabilkan emosi, beraktifitas dengan mata tertutup (blind fold).

Bagaimana hal itu terjadi? Lanjut GMC, setelah midbrain diaktifkan, maka fungsi dari otak kanan dan otak kiri dapat berjalan secara seimbang. Otak kiri tidak lagi menekan otak kanan. Menurut pendapat GMC, bahwa otak tengah merupakan penghubung antara otak kanan dan otak kiri. Cara aktivasi otak tengah, anak diajak bermain-main, bersenang-senang sehingga santai, masuk ke gelombang alfa, kemudian mendengarkan gelombang suara mulai suara ombak sampai suara helikopter, sekitar 85 desibel, selama empat menit. Untuk stimulasi otak tengah, setelah aktif, diperlukan sebulan bimbingan orang tua di rumah, 15 menit setiap hari, untuk membuat otak tengah stabil dan terasah.

Namun, fungsi otak tengah menurut GMC berbeda dengan menurut ilmiah kedokteran. Misalnya saja menurut, pschycology.about.com, bahwa otak tengah adalah daerah terkecil dari otak yang bertindak sebagai semacam stasiun relay untuk informasi auditori dan visual. Dan midbrain ini bukan penghubung otak kiri dan kanan, melainkan penghubung otak bagian depan dan bagian belakang. Otak tengah mengendalikan berbagai fungsi penting seperti sistem visual dan pendengaran serta gerakan mata. Bagian dari otak tengah yang disebut nukleus merah dan nigra substantia terlibat dalam pengendalian gerakan tubuh.

Namun, sesederhana itukah untuk membuat anak menjadi jenius? Menurut Richard Haier dari Universitas California dan Irvineserta Rex Jung dari Universitas New Mexico, Amerika Serikat, para pakar ilmu syaraf ini menemukan bahwa kecerdasan tidak terpusat pada satu bagian tertentu otak, melainkan hasil interaksi antarbagian dari otak. Begitu pula menurut Dr. Sarlito Wirawan, Guru Besar Fakultas Psikologi UI, bahwa otak tengah tidak mengurusi intelegensi, emosi, apalagi aspek-aspek kepribadian lain seperti sikap, motivasi, dan minat.

Tingginya kecerdasaan seseorang, lanjutnya, karena makin bagusnya kinerja antarbagian otak, biasa disebut dengan teori parieto-frontal integration. Namun, pusat emosi terletak pada bagian otak yang bernama amygdale yang tidak ada hubungannya dengan midbrain.

Sementara itu, menurut Dwi Estiningsih, seorang psikolog dalam tulisannya, bahwa otak tengah bukan penghubung antara otak kiri dan kanan. Yang menjadi penghubung antara otak kiri dan kanan adalah corpus callosum.

Senada dengan Haier dan Jung pakar ilmu syaraf dari AS, Dwi menjelaskan berdasarkan penerlitian internasional bahwa otak tengah memunyai peranan dalam penyusunan memori yang baru bersama dengan organ hipokampus yang dirangsang oleh kadar dopamine otak. Artinya, pembelajaran tidak hanya melibatkan otak tertentu saja (otak tengah), tapi melibatkan hampir sebagian besar otak.

Baik Dr. Sarlito Wirawan maupun Dwi Estiningsih sependapat mempertanyakan dimana hubungan antara menggambar, membaca sambil mata tertutup (blind fold) dengan kejeniusan seseorang? Bagaimana membuktikannya, mengaktifasi otak tengah akan memicu gelombang alfa otak. Tanpa aktifasi pun gelombang ini akan muncul, jelas Estiningsih.

Jadi, apakah Einstein, Colombus, Thomas Edison, Bill Gates, Habibie, melakukan aktifasi otak tengah ketika masih anak-anak sehingga mereka menjadi orang-orang jenius?***

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda